Sejarah

Sejarah Berdirinya Museum Mpu Purwa


Awal mula berdirinya Museum Mpu Purwa diinisiasi karena keprihatinan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang terhadap koleksi-koleksi artefak sejarah yang kurang begitu mendapat perhatian sebagai benda-benda yang memiliki nilai sejarah yang patut untuk dijaga serta dilestarikan. Sebelum membangun tempat khusus, artefak-artefak yang sekarang ada di Museum Mpu Purwa telah mengalami beberapa kali pemindahan. Tempat-tempat yang sebelumnya pernah menjadi persinggahan sementara artefak-artefak tersebut antara lain, Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Taman Rekreasi Sena Putra, Perpustakaan kota dan RM Cahaya Ningrat yang merupakan tempat milik H. M. Susamto yang merupakan walikota pada saat itu. Setelah itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memiliki pemikiran untuk membangun sebuah bangunan sebagai tempat balai penyelamatan cagar budaya pada tahun 1999. Hingga pada akhirnya dapat terealisasikan pada tahun 2003, balai penyelamatan tersebut dibangun dari bekas bangunan Sekolah Dasar Mojolangu 2 yang pada saat itu sudah tidak difungsikan Kembali, dan satu tahun berikutnya tepatnya pada tanggal 2 Mei 2004 balai penyelamatan cagar budaya diresmikan sebagai Museum Mpu Purwa oleh Drs. Peni Suprapto, M.A.P sebagai Walikota Malang. Hingga pada 7 Juli 2018 Museum Mpu Purwa diresmikan langsung oleh Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembagunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kepemilikan dari Mpu Purwa dipegang oleh Pemerintah Kota Malang dengan melibatkan tenaga teknis pengelolaan museum untuk menjaga dan merawat barang koleksi hingga saat ini.

Sejarah Pemberian Nama Museum Mpu Purwa


Alasannya yaitu nama Mpu Purwa merupakan tokoh besar yang banyak diceritakan dalam kisah seorang pendeta beragama Buddha dengan aliran Mahayana yang terdapat dalam Pararaton sebagai ayah dari putri Kan Dedes.  Mpu Purwanatha atau yang biasa disebut Mpu Purwa dalam setiap kisah cerita berasal dari Daha atau yang sekarang menjadi Kediri ke desa Panawijan di wilayah Tumapel setelah dihina oleh Kerthajaya Raja Kediri yang berkuasa tahun 1194/-1223 M. Mpu Purwanatha memiliki 2 anak yaitu Mpu Purwa dan Ken Dedes.

Nama dari museum ini dipilih dengan berbagai pertimbangan. Sosok Mpu Purwa merupakan seorang tokoh religius dalam masyarakat Jawa Kuno. Mpu Purwa adalah seorang pendeta utama atau Sthapaka. Beliau memiliki sifat yang berbudi luhur dalam menasehati dan petuahnya yang selalu ditunggu-tunggu oleh kaum pengikutnya pada masa itu. Mpu Purwa merupakan cikal bakal dari penguasa Kerajaan Hayam Wuruk, Majapahit dan juga penguasa Kerajaan Singosari, Raja Kertanegara, karena putrinya yaitu Ken Dedes merupakan cikal bakal yang melahirkan keturunan dari para raja tersebut. Museum Mpu Purwa sendiri memiliki beberapa koleksi cagar budaya yang ditemukan di berbagai wilayah kota malang dan kabupaten malang. Kebanyakan benda-benda peninggalan tersebut merupakan salah satu peninggalan pada zaman Kerajaan Kanjuruhan dari abad 8 Masehi hingga akhir masa Kerajaan Majapahit pada abad 16 Masehi.

Sehingga alasan pemberian nama museum Mpu Purwa yaitu sebagai seorang tokoh religus dalam masyarakat Jawa Kuno terutama Jawa Timur. Serta beliau yang memiliki sifat yang berbudi luhur dalam menasihati dan petuahnya yang dikagumi oleh para pengikutnya. Serta Mpu Purwa merupakan tokoh yang terkenal disetiap kisah cerita dalam sejarah kerajaan seperti Kerajaan Kanjuruhan dan juga akhir Masa Kerajaan Majapahit.